Press ESC to close

Highlighting Major Impact of Pandemic to the Pharma Industry

\"\"

Kamis, 17 Maret 2022  |  Pukul 13.00 – 14.30 WIB

Tab titleTab title

[icon name=\”home\” prefix=\”fas\”] Pengantar

Tahun 2022 merupakan tahun ketiga pandemi COVID-19. Pandemi telah mendorong lahirnya berbagai pengalaman menarik dan luar biasa terjadi di industri obat. Selain itu, implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga mempengaruhi dinamika yang dialami oleh industri farmasi. Dalam konteks pandemi COVID-19, isu ketahanan industri obat menjadi semakin relevan, namun juga mempunyai berbagai tantangan seperti perubahan permintaan pasar, revisi regulasi, perubahan proses riset dan pengembangan, serta perubahan pada telekomunikasi dan telemedis. Sektor industri farmasi, baik publik dan swasta, perlu memperhatikan dan memetakan dampak apa saja yang paling berpengaruh sehingga dapat berbenah untuk menghadapi masa depan. Oleh karena itu, Forum Kebijakan Industri Farmasi bersama Direktorat Penelitian UGM akan mengadakan webinar terkait “Highlighting Major Impact of Pandemic to the Pharma Industry”.

[icon name=\”bullseye\” prefix=\”fas\”] Tujuan

Kegiatan ini berusaha untuk melihat kondisi industri farmasi Indonesia pada 2022 dan memetakan pengaruh penting yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 terhadap industri farmasi. Tujuan khusus dari webinar ini adalah;

  1. Memberikan gambaran umum terkait industri farmasi di Indonesia.
  2. Menjelaskan implikasi implementasi JKN dan kondisi pandemi COVID-19 terhadap industri farmasi di Indonesia terutama di sektor publik dan swasta
  3. Merumuskan rekomendasi arah gerak industri farmasi untuk mengatasi akibat dari implementasi JKN dan kondisi pandemi COVID-19

[icon name=\”user-friends\” prefix=\”fas\”] Narasumber Pembicara

Jowel  Tacata (General Manager IQVIA Indonesia)

[icon name=\”user-clock\” prefix=\”fas\”] Moderator

Dr. Dwi Endarti, M.Sc., Apt. (Ketua Program Studi S2 Manajemen Farmasi UGM)

[icon name=\”users\” prefix=\”fas\”] Sasaran Peserta

Target peserta seminar sebanyak 200 orang, dengan latar belakang :

  1. Pelaku Industri Farmasi
  2. Peneliti dan Konsultan Industri Farmasi
  3. Pimpinan Dinas Kesehatan
  4. Pimpinan Rumah Sakit di Indonesia
  5. Asosiasi Profesi
  6. Umum
  7. Perguruan Tinggi

[icon name=\”hourglass-half\” prefix=\”fas\”] Materi & Dokumentasi Video

 

Topik Narasumber/PIC
Pembukaan MC
Sambutan acara dan Pengantar Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.

    VIDEO

Highlighting Major Impact of Pandemic to the Pharma Industry

Moderator: Dr. Dwi Endarti, M.Sc., Apt

Pembahasan Jowel Tacata
Materi    VIDEO
Tanya Jawab Moderator:   Dr.    Dwi    Endarti, M.Sc., Apt

    VIDEO

Refleksi dan Penutupan Dr.sc.tech. Adhy Kurniawan, S.T

    VIDEO

[icon name=\”map-marker-alt\” prefix=\”fas\”] Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Hari, tanggal              : Kamis, 17 Maret 2022
Pukul                           : 13.00-14.30 WIB
Lokasi                          : tempat masing-masing

Live Streaming:  https://bit.ly/streamingPKMK

Narahubung

Alif (081215532898)

\"\"PKMK – Yogya. Pada 17 Maret 2022, Forum Kebijakan Industri Farmasi bekerja sama dengan Direktorat Penelitian UGM telah mengadakan kegiatan Webinar bertajuk “Highlighting Major Impact of Pandemic to The Pharma Industry”. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan di antaranya pelaku industri farmasi, peneliti industri farmasi, dosen dan tenaga kependidikan di jurusan farmasi, profesi apoteker, serta masyarakat umum. Pada kesempatan kali ini, webinar menghadirkan narasumber mumpuni antara lain; Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D selaku penutur sambutan dan pendahuluan, Jowel Tacata selaku General Manager PT IQVIA Indonesia yang berperan sebagai narasumber utama, dan Dr.sch.tech. Adhy Kurniawan, S.T. yang memberikan rangkuman dan penutup kegiatan. Selain itu, hadir pula Dr. Dwi Endarti, M.Sc., Ph.D., Apt selaku moderator yang memandu jalannya diskusi selama acara berlangsung.

\"\"Pada sesi pengantar, Prof. Laksono menyampaikan bahwa tujuan webinar adalah membahas gambaran umum terkait Industri Farmasi di Indonesia dengan adanya implementasi JKN dan pandemi COVID-19 berikut hipotesisnya di sektor publik dan swasta. Sebagai pengantar dan pemantik diskusi Laksono menyampaikan beberapa hal, antara lain: situasi ekonomi Indonesia sebelum dan setelah pandemi, bagaimana pandemi mempengaruhi dinamika industri farmasi, serta persiapan apa yang harus dilakukan terkait perubahan yang mungkin terjadi 5 tahun ke depan akibat pandemi terhadap pendanaan kesehatan oleh pemerintah dan swasta. Laksono selaku Staf Khusus Menteri Kesehatan RI berharap, dari diskusi pertama tentang dampak pandemi terhadap industri farmasi yang berasal dari data IQVIA, dapat memicu data lain untuk dibahas.

Memasuki agenda utama, yakni pemaparan materi oleh Jowel Tacata. Pihaknya memaparkan dua subtopik utama, yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

\"\"

A. Gambaran Umum Tren Pasar Akibat COVID-19

Pada diagram pertama, pada 2020 terjadi penurunan yang signifikan dari pertumbuhan pasar farmasi. Namun tahun berikutnya (2021) terjadi peningkatan, artinya terdapat perbaikan kondisi pasar. Akan tetapi, pertumbuhan pasar Asia Tenggara hingga saat ini hanya sebesar 6% dan masih di bawah rerata global. Salah satu penyebab yang disinyalir berkontribusi adalah terjadinya serangan varian Omicron awal 2022 yang juga mendorong regional Asia Tenggara salah satu episentrum kejadian tersebut.

Saat ini kondisi pasar farmasi Indonesia, dikatakan oleh Jowel, di sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun lalu, baik berdasarkan MAT (18,9%) dan QTR (10,2%). Jowel juga menunjukkan tren 20 tipe produk farmasi yang paling banyak diminati pasar. Sebagian besar produk farmasi mengalami peningkatan, selain produk vaksin yang tidak berhubungan dengan COVID-19 (influenza, measles, dan lain – lain) dan obat antikanker. Obat antivirus mengalami peningkatan yang paling signifikan (MAT 237,8).

Jowel melanjutkan pembahasan mengenai pengaruh pandemi terhadap pasar farmasi yang dibedakan berdasarkan:

  1. Obat ethical dibanding obat OTC,
  2. Permintaan dan penggunaan di sektor publik dan swasta (dalam hal nilai dan volume),
  3. Pengaruh regulasi yang ditetapkan pemerintah terhadap performa pasar. Salah satunya adalah program PSBB yang menyebabkan pembatasan akses distribusi dan keterbatasan logistik,
  4. Tempat penjualan, di mana rumah sakit masih memegang proporsi tertinggi penjualan produk farmasi dibandingkan toko obat atau apoteker.

B. Hal Lain yang Berubah di Era Kenormalan Baru

Di sini, Jowel membahas tentang pengaruh COVID-19 pada perubahan perilaku dan konsumsi belanja pelayanan kesehatan, yang diakibatkan oleh:

  1. Tren Kejadian Penyakit
  2. Pengobatan
  3. Konsultasi Penyedia Layanan Kesehatan
  4. Telekonsultasi

Di akhir materi, Jowel mengemukakan bahwa perjalanan karakteristik konsumen dipengaruhi oleh ketersediaan informasi dan kemampuan literasi konsumen. Tren pengobatan mandiri sedang meningkat. Termasuk yang berkaitan dengan usaha preventif, tidak hanya kuratif. Hal ini utamanya disebabkan masyarakat menjadi lebih waspada dan peduli dengan kesehatannya. Data – data di atas adalah hasil studi yang telah dilakukan oleh IQVIA.

\"\"Sesi diskusi berjalan dengan sangat menarik, berbagai pertanyaan dan tanggapan dilontarkan oleh audiens. Selain data tentang obat, belum ada data terkini tentang tren vaksin terhadap pandemi. Kondisi pandemi menyebabkan dinamika dan fluktuasi pada pasar farmasi. Kehadiran regulasi dan perubahan jumlah penderita COVID-19 tentu mempengaruhi performa industri farmasi. Namun, kehadiran pandemi juga dapat memacu agar masyarakat industri farmasi segera berbenah dan mempersiapkan masa depan.

Sebagai penutup diskusi, Adhy Kurniawan selaku perwakilan dari UGM menyampaikan ucapan terima kasih atas rangkaian kegiatan webinar yang dapat digunakan sebagai masukan strategi riset di Pusat Studi Farmasi Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada, utamanya dalam topik kebijakan dan data. Adhy berharap, dari webinar ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kapasitas peneliti, industri, serta pemanfaatan teknologi kesehatan.

Pada akhir acara, Prof Laksono menyampaikan bahwa Forum Kebijakan Industri Farmasi membuka kesempatan bagi peneliti untuk menyumbangkan ide atau opini untuk dapat dibahas dalam kegiatan serupa.

Pekan depan, Forum Kebijakan Industri Farmasi akan hadir kembali dengan topik yang tak kalah menarik, mengangkat tema tentang aspek mikro persiapan produk dalam industri farmasi. Tetap pantau lini masa kami, sampai bertemu kembali!

Reporter: Alif Indiralarasati (PKMK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *