Press ESC to close

Indonesia Terpilih Menerima Transfer Teknologi Vaksin mRNA dari WHO

\"Indonesia

Indonesia termasuk ke dalam negara yang terpilih untuk menerima transfer teknologi vaksin mRNA. Menlu RI Retno Marsudi hadir dalam konferensi pers di Jenewa pada Rabu (23/2) untuk mengumumkan kabar baik itu.

Retno menerangkan, Indonesia dan perusahaan farmasi Bio Farma telah dipercayai sebagai salah satu negara yang mengikuti pelatihan produksi vaksin dalam pusat yang digagas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bio Farma sendiri merupakan produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi lebih dari 3,2 miliar dosis per tahun. Badan usaha itu menghasilkan 14 jenis vaksin yang telah diekspor ke lebih dari 150 negara.

Berdampingan dengan Bio Farma, Indonesia diharapkan dapat memenuhi tuntutan pasokan vaksin regional dengan teknologi termutakhir.

“Kemampuan Indonesia untuk memanfaatkan teknologi mRNA akan melayani kancah regional untuk vaksin berbasis teknologi mRNA,” tutur Retno saat konferensi pers pada Rabu (23/2).

\"Indonesia

Menlu RI Retno Marsudi menghadiri konpers penerima transfer teknologi vaksin mRNA. Foto: WHO

Presidensi G20 Indonesia menegaskan permasalahan yang sama, yakni pemerataan vaksin. Kini, ekuitas vaksin dapat tercapai dengan penguluran tangan dalam teknologi dan know-how dari pusat tersebut.

“Ini adalah jenis solusi yang dibutuhkan negara berkembang: solusi yang memberdayakan, solusi yang memperkuat kemandirian kita, solusi yang memungkinkan kita berkontribusi pada ketahanan kesehatan global,” sambung Retno.

WHO menilik urgensi berkepanjangan di awal pandemi. Pasalnya, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tak memiliki sumber daya mumpuni untuk memproduksi vaksin.

Produksi vaksin yang terkonsentrasi di sejumlah wilayah di dunia mendorong wilayah lain ke bagian belakang antrean. Mereka harus menunggu untuk memperoleh dosis cadangan.

Pasokan yang terbatas tak hanya mencerminkan kebutuhan dalam pengembangan transfer teknologi baru. Permasalahan ekuitas vaksin turut menyibak perlunya sebuah fasilitas pelatihan dalam produksi vaksin.

“Hal ini tidak hanya membutuhkan pengembangan dan transfer teknologi baru. Tetapi juga membutuhkan bangunan fasilitas yang dapat menangani jenis keahlian ini dan melatih orang untuk melakukannya,” jelas Ketua Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan.

Berupaya menyokong jaringan tersebut, WHO lantas mengumumkan pembangunan pusat transfer teknologi mRNA pada 2021. Pusat itu menyediakan prosedur, pelatihan, dan pengetahuan yang diperlukan untuk memproduksi vaksin mRNA dalam standar internasional.

Swaminathan menambahkan, platform tersebut juga turut mengantisipasi wabah di masa mendatang. Dengan demikian, negara-negara yang terlibat dibekali teknologi cukup untuk mengatasi permasalahan kesehatan lainnya.

Bila virus baru muncul, vaksin dapat dikembangkan dalam waktu cepat dari titik manapun di dunia, tak hanya sejumlah negara maju.

Retno berharap, ketimpangan dalam produksi dan penyebaran vaksin dapat dipersempit dengan efektif. Sebab, waktu yang dimiliki dunia sangat singkat. Tetapi, hal itu butuh dukungan dari berbagai sisi. Oleh karena itu, Retno menegaskan, manfaat dari kerja sama tersebut tak hingga adanya.

“Sembuh bersama, pulih lebih kuat,” pungkas Retno, mengulangi tema Presidensi G20 Indonesia.

 

Penulis: Jemima Shalimar

Editor: Andreas Gerry Tuwo

https://kumparan.com/kumparannews/indonesia-terpilih-menerima-transfer-teknologi-vaksin-mrna-dari-who-1xZ0OgtDFko?utm_source=kumDesktop&utm_medium=copy-to-clipboard&utm_campaign=share&shareID=BSCx77OHUCKa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *