Jakarta: Industri farmasi di Indonesia diprediksi akan tumbuh dua kali lipat pada 2025 dengan estimasi nilai pasar mendekati USD20 miliar. Salah satu lini bisnis yang turut mengalami kenaikan adalah farmasi online, yang saat ini baru mencakup 3,5 persen dari total pangsa pasar industri farmasi.
Keberadaan pandemi covid-19 telah menjadi katalisator dari adopsi masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan digital via aplikasi. Bahkan di 2020, pemerintah Indonesia memperbarui aturan peresepan obat secara daring untuk mengakselerasi inovasi digital layanan kesehatan dalam skala nasional.
Kedua faktor utama tersebut mendukung pertumbuhan pesat perusahaan farmasi digital di Indonesia, Lifepack. Bahkan Lifepack mendapatkan suntikan dana sebesar USD7 juta dari pendanaan seri A yang dipimpin oleh Golden Gate Ventures, pemodal usaha di Asia Tenggara yang dirintis oleh orang-orang Silicon Valley.
\”Industri farmasi indonesia saat ini sangat terfragmentasi jaringan distributor yang kompleks dan apotek kesulitan melengkapi ketersediaan dan kelengkapan obatnya. Tidak jarang pasien harus mengunjungi banyak apotek yang berbeda untuk menebus resepnya,\” kata Pimpinan Perusahaan Lifepack John Kwari dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 11 Agustus 2022.
Lifepack mendirikan apotek warehouse di Jakarta dan Surabaya dengan cakupan yang luas untuk menyediakan pengiriman obat gratis ke seluruh Indonesia. Cabang ketiga Lifepack di Bandung akan segera diresmikan, dan menyusul tujuh cabang di kota-kota besar lainnya didukung suntikan dana yang didapat.
\”Apotek warehouse Lifepack memungkinkan ketersediaan stok dan inventoris yang terpusat, sehingga ketersediaan obat yang sangat lengkap dan cakupan yang luas. Lifepack mentransformasi layanan kesehatan dengan menghadirkan kelengkapan obat bagi pasien di seluruh Indonesia dengan harga kompetitif, kapan pun, di manapun,\” paparnya.
Salah satu aspek menarik dari Lifepack adalah kerjasama dengan tenaga medis profesional. Lifepck memberikan wadah agar dokter dapat memberikan layanan jangka panjang pada pasien melalui satu portal, guna membantu dokter untuk menyesuaikan resep dengan kondisi terkini pasien.
Tak hanya itu, pasien dapat melakukan konsultasi dan mendapatkan resep dengan mudah tanpa harus mengantre panjang di klinik. Sesuai dengan pengguna Lifepack yang kebanyakan memiliki penyakit kronis, tim customer service dan apoteker berkualitas dikerahkan untuk menjamin para pasien mendapat pelayanan terbaik.
\”Kurang dari dua tahun, masyarakat sudah mengubah kebiasaannya, dimana layanan kesehatan dapat diakses melalui ponsel. Lifepack akan memimpin revolusi apotek tersebut dan menciptakan layanan omnichannel sebagai satu destinasi kesehatan untuk pasien dan tenaga medis profesional agar mendapatkan layanan kesehatan yang prima,\” ujar CEO Lifepack Natali Ardianto.
Sejak awal perusahaan ini berdiri, Golden Gate Ventures telah memberikan dukungan besar pada Lifepack sebagai salah satu start-up yang mengusahakan digitalisasi industri tradisional di Indonesia. Pendanaan ini menandakan kepercayaan kepada Lifepack, karena adanya potensi pasar dan pertumbuhan transformasi digital di Indonesia.
\”Kami siap untuk mendukung pertumbuhan bisnis Lifepack melalui jaringan kami yang luas dan wawasan mendalam kami untuk berbagai kesempatan kolaborasi di wilayah segitiga emas start-up di Indonesia, Vietnam, dan Singapura,\” kata partner di Golden Gate Ventures Justin Hall.
Penulis: Eko Nordiansyah
Leave a Reply