Press ESC to close

Program in Management Excellence (PRIME): Integrasi Manajemen Industri Farmasi dalam Framework Bisnis Ekselen

Forum Kebijakan Industri Farmasi

\”Program in Management Excellence (PRIME): Integrasi Management Industri Farmasi dalam Framework Bisnis Ekselen\”

\"\"

PKMK – YOGYA. Pada 24 Maret 2022, Forum Kebijakan Industri Farmasi telah      menyelenggarakan webinar bertajuk “Program in Management Excellence (PRIME): Integrasi Industri Farmasi dalam Kerangka Bisnis Ekselen”. Webinar kali ini telah diikuti oleh 150 peserta yang terdiri dari pelaku industri farmasi, dosen dan tenaga kependidikan di jurusan farmasi, profesi apoteker, serta masyarakat umum. Narasumber kegiatan ini ialah Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph     D dan Faisal Yusra (Ketua Umum Forum Ekselen BUMN Indonesia) serta Mario Apriliansyah, S.T., M.T., M.M sebagai moderator.

\"\"Pada sesi pendahuluan, Prof Laksono menyampaikan bahwa saat ini industri farmasi memasuki fase pengembangan industri, di     mana nilainya mencapai Rp 120 triliun per tahun. Jika dicermati, proses bisnis dalam industri farmasi penuh risiko dan membutuhkan investasi yang besar. Mulai dari hulu (basic research and clinical trials) sampai hilir (obat bisa digunakan oleh masyarakat). Proses tersebut melibatkan banyak pihak dan membutuhkan waktu yang lama, bahkan bisa bertahun – tahun. Profil seperti ini membutuhkan kemampuan manajerial yang tinggi, salah satunya dapat dihadirkan dengan bantuan konsultan manajemen.

Laksono menambahkan, dalam diskusi kali ini hipotesis yang dikembangkan adalah apakah konsultan manajemen menjadi hal yang diperlukan oleh industri farmasi. Jika diperlukan, siapa yang mampu terlibat menjadi konsultan manajemen industri farmasi dan apakah nantinya pihak tersebut turut menjadi pelaku kunci industri farmasi. Pihaknya berharap melalui paparan yang diberikan oleh Forum Ekselen BUMN (FEB) Indonesia dapat menjelaskan keahlian yang ditawarkan konsultan manajemen untuk industri farmasi dan menjawab hipotesis tersebut.

MATERI   VIDEO

\"\"Faisal Yusra mengawali paparan perkenalan FEB. FEB adalah organisasi nirlaba yang berdiri sejak      2003 dan melakukan penilaian performa bisnis ekselen utamanya di perusahaan – perusahaan BUMN. Namun sejak      2021, FEB berubah nama menjadi FEB Indonesia dan bergerak ke industri yang lebih luas yaitu lembaga kementerian, perguruan tinggi, sektor privat      , dan lain sebagainya. Aktivitas FEB Indonesia dibagi dalam 3 kelompok, yakni pelatihan, konsultasi, dan asesmen. Metode asesmen bisnis yang menjadi dasar aktivitas FEB murni diciptakan dari hasil pengalaman selama 20 tahun berkiprah di bisnis ekselen. Metode atau model tersebut bernama      Program in Management Excellence (PRIME) yang diklaim dapat diterapkan di berbagai bidang industri, termasuk farmasi. Selanjutnya, pembahasan dapat dibagi menjadi 3 subtopik sebagai berikut;

A. Mengenal PRIME

Ketika melihat pengelolaan proyek dalam industri, terdapat beberapa kegiatan/ area proses. PRIME hadir untuk membantu pengelolaan proyek, selain untuk asesmen bisnis. Program ini terdiri dari 7 kriteria antara lain; keorganisasian, kepemimpinan, strategi, pelanggan, tenaga kerja, operasional, dan hasil kinerja ekselen yang terintegrasi. Semua ini akan mempengaruhi bisnis yang sedang dijalankan.

Proses manajemen proyek dimulai dari:

  1. Initializing
  2. Planning
  3. Executing
  4. Monitoring and Controlling
  5. Closing

Di setiap tahapan proyek dapat dibantu dengan metode PRIME. Sehingga, segala tahapan dapat dimonitor dan dikomunikasikan dengan baik. Jika terdapat kekurangan dapat dipaparkan dan digambarkan dengan detail. Sehingga risiko yang hadir bisa segera dimitigasi. Hasilnya, performa industri menjadi lebih baik.

B. Tahapan PRIME

  1. Identifikasi proses aktivitas/ proyek yang akan dilakukan
    – Dokumentasi berdasarkan set pertanyaan PRIME
    – Diskusi intensif
  2. Identifikasi gap
  3. Perumusan langkah perbaikan

PRIME dapat melihat keselarasan 3 kelompok aktivitas (profil program, proses, dan hasil). Jika terbukti ada keselarasan, artinya proyek tersebut dapat dikategorikan sebagai good project (terdiri dari good plan, good execution, dan good achievement). Hasil yang didapatkan dari proses PRIME ini dapat dibagi menjadi 2; tangible dan intangible.

C. Implementasi PRIME

Terdiri dari 3 bentuk kegiatan, yakni:

  1. Pelatihan
  2. Konsultasi
  3. Teknologi Informasi

MATERI   VIDEO

Sesi tanya jawab mendiskusikan beberapa hal, diantaranya metode baru yang ditawarkan oleh FEB Indonesia ini tidak mengganggu metode – metode yang sudah lebih umum diterapkan di industri farmasi, bagaimana kelebihan dan kekurangan PRIME, serta apa saja peluang yang bisa diraih melalui metode PRIME. Di akhir sesi, Faisal Yusra menyampaikan terima kasih atas kesempatan untuk mengenalkan konsep PRIME dalam kerangka bisnis ekselen     . Tujuan utama FEB Indonesia adalah untuk mengembangkan, memberikan, dan membantu pencapaian bisnis di berbagai sektor salah satunya industri farmasi.

VIDEO

Sebagai penutup , Laksono menyatakan bahwa pertemuan ini adalah starting point, dimana telah selesai dibahas topik spesifik urusan mikro perusahaan yang bisa menjadi DNA industri farmasi. Selanjutnya diharapkan adanya forum interaksi antara industri farmasi dengan perguruan tinggi dan konsultan manajemen untuk menjawab apakah dapat terjadi hubungan demand and supply yang sesuai agar pasar industri farmasi dapat meningkatkan performanya.

VIDEO

Nantikan series Forum Kebijakan Industri Farmasi kami berikutnya. Tetap pantau lini masa kami!

Reporter: Alif Indiralarasati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *