Press ESC to close

Reportase Kegiatan Webinar “Penguatan Program Layanan Kesehatan Tradisional dalam Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan” 

8 Maret 2022

Tab titleTab title

Webinar ini diselenggarakan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (BP2TOOT). Webinar kali ini menghadirkan 3 narasumber yaitu;

  1. Dr. Apt. Wirobroto, S.Si, M.Kes., MM., MH. Beliau merupakan Kapusjak Sistem  Ketahanan Kesehatan dan SDK, BKPK dengan materi “Kebijakan dan Program Pelayanan Kesehatan Tradisional”
  2. dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, MBA., M.Kes. Beliau merupakan pegiat kesehatan tradisional ahli utama BKKBN Kemenkes dengan materi “Peluang dan Tantangan Kesehatan Tradisional di Indonesia”
  3. Sundoyo, SH, MKM, M.Hum. Beliau merupakan Ka Biro Organisasi dan SDM Kemenkes dengan materi “Implementasi Permenkes Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan dalam Pengembangan Program Pelayanan Kesehatan Tradisional”

Webinar dimoderatori oleh Akhmad Saikhu, M.Sc., PH. yang merupakan Kepala BP2TOOT dan dilanjutkan dengan sesi penanggap oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. selaku Stafsus Kementerian Kesehatan RI.

\"\"Dr. Apt. Wirobroto, sebagai panelis pertama, menyatakan nakes yankestrad harus memiliki izin dengan cara memenuhi standar kompetensi dan pelayanan. Sekolah yankestrad jumlahnya masih terbatas, sehingga lulusannya juga terbatas. Beliau mengharapkan kampus baru membuka dapat membuka kurikulum dan kelas baru untuk memenuhi kebutuhan yankestrad tersebut. Sementara di MDKI, sedang dilakukan proses perizinan untuk yankestrad. Program ini dapat diadakan sesuai pembiayaan di pusat melalui dirjen yankes, sedangkan di daerah mengalir sesuai APBD provinsi kabupaten dan kota. Link Video

\"\"dr.Abidin, yaitu panelis kedua, menyatakan obat herbal semakin mendunia. Maka dari itu, Indonesia juga memerlukan lembaga yang mempunyai otoritas untuk menjalankan penelitian dan pengembangan seputar obat, utamanya obat herbal. Lembaga yang memiliki otoritas ini diharapkan berkontribusi banyak pada obat tradisional.

Dari diagram yang dipaparkan dr. Abidin yaitu komponen masyarakat Indonesia antara lain; 15 persen tidak sehat, 5 persen sakit dan butuh tatalaksana kuratif, sementara 85 persen diantaranya tidak sakit dan ingin memiliki hidup yang berkualitas sehingga membutuhkan akses pada upaya promotif dan preventif. Pada kondisi tersebut, obat tradisional dapat dihadirkan karena mampu mendukung upaya promotif preventif. Namun sayangnya, keberadaannya masih kurang diperhatikan.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) membagi dua tipe pelayanan kesehatan yaitu modern dan tradisional. Saat ini, Tiongkok sudah bekerjasama dengan WHO untuk pengembangan pelayanan kesehatan tradisional. Melalui kerjasama tersebut, mereka mengupayakan bagaimana menghidupkan kembali komponen yang bisa menyehatkan manusia, memperbaiki pola kerja, pola makan, dan pola hidup.

Fakta terbaru menunjukkan, penyakit komorbid di Indonesia muncul pada populasi berusia 40 tahun, padahal di luar negeri baru muncul pada populasi usia 50 tahun. Hal ini menjadikan tantangan untuk mencari solusi bagaimana supaya masyarakat Indonesia bisa semakin sehat di masa depan. Di sisi lain, kini obat tradisional makin menjadi pilihan yang diminati dan dicari masyarakat dibandingkan dengan obat kimia pabrikan. Link Video

\"\"Dilanjutkan dengan pemaparan yang diberikan oleh Sundoyo selaku panelis ketiga terkait Implementasi Permenkes nomor 5 tahun 2022, bahwa amanat pasal 46 dan 48 belum dilaksanakan dengan baik. Pada pasal tersebut diamanatkan pelayanan terpadu menyeluruh, artinya juga mencakup pelayanan dengan metode tradisional dan pemanfaatan obat tradisional maupun herbal. Potensi tanaman obat Indonesia mencapai 30 ribu jenis, menduduki peringkat kedua setelah Brazil yang memiliki 40 ribu jenis. Selain tenaga kesehatan tradisional ramuan, dibutuhkan pula tenaga kesehatan tradisional komprehensif yang mampu menggabungkan banyak kearifan. Traditional Indonesian Medicine (TIM) saat ini ditantang oleh dunia untuk membuktikan dan melengkapi yang sudah ada, yakni Traditional and Complementary Medicine.

Pada acara tersebut, Sundoyo selaku perwakilan Kemenkes juga mengapresiasi semangat partisipan yang mencapai 840 orang. Beliau juga memaparkan bagaimana meningkatkan kesadaran dan kemauan hidup sehat di masyarakat. Dalam RPJMN 2019-2024 fokus utamanya adalah bagaimana meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), sistem pengendalian penyakit, perkembangan obat, dan pelaksanaan germas.

Kemenkes sendiri, tutur beliau, berwenang untuk mengatur, membina, dan mengawasi pengembangan kesehatan tradisional. Prosesnya adalah dari satu kajian kemudian disampaikan kepada menteri, jika disetujui maka Direktorat Jenderal terkait harus melaksanakan sesuai hasil kajian tersebut. Proses selanjutnya ialah mengelompokkan mekanisme bisnis dan analisis beban kerja, lalu disusun bagaimana fungsi dan satuan kerjanya. Kemudian, dilakukan analisis jabatan, beban kerja, jenis, dan jumlah jabatan fungsional supaya bekerja dengan baik.

Kemenkes juga telah menetapkan tugas dan fungsi BP2TOOT, yaitu sebagai berikut:

A. Pelayanan Kesehatan Tradisional

Berlandaskan Permenkes No. 3 tahun 2010, Saintifikasi Jamu merupakan pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan. Tujuannya adalah:

  1. Memberikan landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu
  2. Mendorong jejaring peneliti dan pelayanan jamu (dual system)
  3. Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, bermutu dan berkhasiat, untuk dapat dipakai pada pelayanan kesehatan

Balitbangkes B2P2TOOT telah melakukan penelitian Saintifikasi Jamu sejak tahun 2010 dan telah menghasilkan 12 ramuan Jamu Saintifik

B. Kemandirian Bahan Baku dan Obat Tradisional

  1. Kemandirian Bahan Baku Dihidroartemisinin (Artemisia annua) sebagai obat malaria
  2. Pengembangan Johar (Cassia siamea) sebagai obat malaria
  3. Tujuan: memperoleh senyawa aktif untuk dikembangkan sebagai obat anti malaria baru dari tanaman obat Indonesia
  4. Pengembangan Stevia rebaudiana, Tujuan: memperoleh aksesi Stevia sebagai bahan baku jamu yang berkualitas
  5. Pengembangan Iler (Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br.) menghasilkan tanaman standar sebagai bahan baku jamu saintifik
  6. Pengembangan:
  7. Tablet ekstrak air ramuan jamu penurun asam urat
  8. Tablet ekstrak air ramuan jamu penurun tekanan darah
  9. Tablet ekstrak air ramuan jamu pelindung fungsi hati
  10. Tablet ekstrak air ramuan jamu untuk wasir
  11. Jamu kebugaran dalam bentuk tablet, sirup, dan kapsul

Link Video

\"\"Pembahas yaitu Prof.dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD menyampaikan sebelum pandemi korona, litbang sulit masuk ke Dirjen. Prof. Laksono menanyakan apakah obat herbal diresepkan pada pasien? Faktanya fitofarmaka belum dinilai secara etik, maka hal ini yang harus dilihat. Belum ada asosiasi pengusaha jamu, seperti asosiasi industri farmasi yang sudah ada. Kemenkes sulit membangun struktur termasuk dirjen di dalamnya.

Abidin kemudian mengusulkan dibentuknya Dirjen Jamu. Hal ini perlu ditimbang kembali apakah perlu dibentuk Dirjen atau lebih tinggi lagi, yaitu di bawah Presiden langsung. Namun jika tidak ada Dirjen Yankes Tradisional, Prof. Laksono mengajak seluruh pihak terkait untuk tetap semangat. BP2TOOT harapannya bisa menjadi rujukan obat tradisional di Indonesia dan dunia.

Sebagai langkah awal, Prof. Laksono menawarkan untuk membentuk Community of Practice. Dari komunitas tersebut dapat dirumuskan masalah kebijakan industri herbal. Dipadu dengan ilmu yang berkembang dapat membentuk rancangan dan usulan kebijakan, jurnal, buku, monograf, policy brief, dan lain-lain. Link Video

Pada sesi diskusi, Abidin menegaskan untuk permasalahan layanan kesehatan tradisional ini, harus memiliki Daftar Isian Masalah agar perkembangannya terarah. Sundoyo berharap, dengan tata kerja yang baru seluruh pihak paham apa yang ingin dicapai sehingga kesehatan tradisional bisa akselerasi seperti harapan seluruh narasumber. Melalui diskusi 3 jam ini, Prof. Laksono menegaskan ada banyak pekerjaan rumah layanan tradisional dan obat herbal. Perlu merumuskan apa yang dapat dilakukan oleh masing-masing pihak.

Link Video Diskusi

Reporter: Wiwid (PKMK)
Editor: Alif Indiralarasati (PKMK)

Materi

Silahkan download Materi melalui link berikut Materi

Arsip Video

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *