Resielence (Ketahanan)

Apa yang disebut sebagai Resilience Industri Obat dan AlKes?

Ketahanan adalah kunci untuk menghadapi peristiwa bencana, seperti krisis ekonomi dan pandemi seperti virus korona (COVID-19). Ada berbagai pertanyaan tentang apa arti ketahanan, bagaimana memperkuatnya dan bagaimana menilai ketahanan. Secara singkat, ketahanan di sector obat dan alkes adalah kemampuan untuk:

  • Mempersiapkan sistem Industri Obat dan alkes untuk menghadapi goncangan,
  • mengelola (menyerap, beradaptasi dan mengubah) dan
  • belajar dari guncangan (Shock). Shock adalah perubahan tiba-tiba dan ekstrim yang berdampak pada sistem kesehatan, dan dengan demikian berbeda dari tekanan sistem kesehatan yang dapat diprediksi dan bertahan, seperti penuaan populasi.

Siklus kejut memiliki empat tahap:

Tahap 1: Kesiapsiagaan;
Tahap 2: Serangan kejutan dan kewaspadaan;
Tahap 3: Dampak dan manajemen kejutan; dan
Tahap 4: Pemulihan dan pembelajaran.

Berdasarkan literatur yang ada dan bukti yang muncul dari pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, kami mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan ketahanan dan memetakannya ke fungsi sistem kesehatan utama:

Tata kelola Industri Obat dan Alat Kesehatan:
 kepemimpinan dalam industry obat dan alkes yang efektif dan partisipatif dengan visi dan komunikasi yang kuat;
 koordinasi kegiatan antar pemerintah dan pemangku kepentingan utama;
 budaya pembelajaran organisasi yang responsif terhadap krisis;
 sistem dan arus informasi berdasarkan data industry yang baik; dan
 adanya pengawasan yang memungkinkan deteksi guncangan dan dampaknya secara tepat waktu.

Pembiayaan:
 memastikan sumber daya moneter yang cukup dalam sistem dan fleksibilitas untuk mengalokasikan kembali dan menyuntikkan dana tambahan;
 memastikan stabilitas pendanaan sistem kesehatan melalui mekanisme dan cadangan pembiayaan kesehatan;
 ada fleksibilitas dan realokasi pendanaan untuk memenuhi kebutuhan yang berubah; dan
 yang mendukung cakupan kesehatan secara komprehensif.

Sumber daya:
 tingkat dan distribusi sumber daya manusia dan fisik yang sesuai;
 kemampuan untuk meningkatkan kapasitas untuk mengatasi lonjakan permintaan yang tiba-tiba; dan
 tenaga kerja yang termotivasi dan didukung dengan baik.

Pemberian layanan:
 pendekatan alternatif dan fleksibel untuk memberikan perawatan.

Referensi: