Forum Kebijakan Industri Farmasi 3: TKDN sebagai Milestone dan Penggunaan Project Management dalam Pengembangan Produk Farmasi

Forum Kebijakan Industri Farmasi
menyelenggarakan Webinar

TKDN sebagai Milestone dan Penggunaan Project Management dalam Pengembangan Produk Farmasi

Kamis, 17 Februari 2022 | Pukul 13.00 – 14.35 WIB

Kerangka Acuan Kegiatan - Materi & VideoReportase

Pengantar

Penguatan produk dalam negeri dalam industri farmasi dan alkes dimulai secara formal dengan adanya Permenperin 16/2011 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri. Untuk Obat bahkan ada Permenperin khusus pada tahun 2022. Dalam perbandingan dengan sektor lain, seperti industri pipa, atau minyak, kebijakan TKDN telah berkembang sebagai sebuah pemicu untuk meningkatkan komponen dalam negeri. Pemicu ini dilakukan dengan menggunakan tahun – tahun sasaran, untuk tingkat TKDN yang berbeda – beda. Dengan demikian ada dinamika yang kuat dalam meningkatkan TKDN yang akan mendapat reward di dalam proses pembelian e-catalog oleh lembaga pemerintah dan swasta yang menggunakan dana publik. Dalam konteks ini diperlukan kemampuan perusahaan farmasi untuk mengelola produk – produknya dengan menggunakan prinsip manajemen proyek.

Tujuan

  • Membahas praktek penggunaan TKDN sebagai pemicu untuk produk-produk dalam negeri
  • Membahas prinsip – prinsip manajemen proyek untuk industri farmasi
  • Membahas kemungkinan program pengembangan kapasitas manajemen proyek di industri farmasi.

Narasumber

Pengantar dan Fasilitator
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan (Resiliency) Industri Obat dan Alat Kesehatan

Pembicara
Mario Apriliansyah ST,MT,MM.
Health Specialist 2 Asian Development Bank /ADB

Sasaran Peserta

  1. Pelaku Industri Farmasi
  2. Peneliti dan Konsultan Kebijakan Industri Farmasi
  3. Analis kebijakan di Perguruan Tinggi  dan lembaga swasta
  4. Mahasiswa pascasarjana.

Susunan Acara

Waktu (WIB) Topik Narasumber/PIC
13.00 – 13.05 Pembuka MC
13.05 – 13.25 Pengantar:

TKDN sebagai milestone dan relevansi skill manajemen proyek

Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan (Resiliency) Industri Obat dan Alat Kesehatan

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.

MATERI

VIDEO

13.25 – 13.55 Fasilitator: Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.  
Project Management untuk industri farmasi Health Specialist 2 Asian Development Bank /ADB

Mario Apriliansyah ST,MT,MM.
MATERI

VIDEO

13.55 – 14.30 Diskusi Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.

VIDEO

14.30-14.35 Penutupan MC

 

Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Hari, tanggal             : Kamis, 17 Februari 2022
Pukul                          : 13.00 – 14.35 WIB
Lokasi                         : tempat masing – masing

Narahubung
Nindya (081328228865)

Pada Kamis, 17 Februari 2022 Forum Kebijakan Industri Farmasi bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Webinar TKDN sebagai Milestone dan Penggunaan Project Management dalam pengembangan Produk Farmasi. Webinar ini menghadirkan Mario Apriliansyah ST,MT,MM. (Health Specialist 2 Asian Development Bank /ADB) sebagai narasumber dan Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. (Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan (Resiliency) Industri Obat dan Alat Kesehatan) sebagai fasilitator.

Dalam sesi pengantar, Laksono mengangkat kondisi pengembangan produk obat di Indonesia yang masih memiliki banyak tantangan baik terkait kebijakan di industri farmasi maupun dari segi aspek manajemen produk, termasuk ketersediaan peneliti farmasi.  Kebijakan TKDN merupakan instrumen kunci untuk kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan. Di sektor selain kesehatan, TKDN sudah digunakan sebagai milestone atau target capaian. Hal ini mendorong penggunaan TKDN sebagai target pengembangan atau pencapaian di bidang industri untuk percepatan kemandirian di bidang industri farmasi. Namun muncul pertanyaan, siapakah yang berperan dalam menetapkan target TKDN, apakah pemerintah, perusahaan atau kolaborasi kedua belah pihak. Untuk mencapai target TKDN melalui pengembangan produk farmasi, perlu dilakukan berbagai proyek yang membutuhkan manajemen proyek yang tepat. Manajemen proyek dapat menyediakan alat dan teknik penting dan menjadi faktor kunci dalam keberhasilan penyelesaian membawa obat atau perangkat medis ke pasar.

Mario dalam sesi pemaparan materi menjelaskan terkait manajemen proyek industri farmasi berbasis bisnis ekselen. Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, kemampuan, alat, dan teknik untuk kegiatan proyek agar kebutuhan proyek terpenuhi. Dengan adanya manajemen proyek, proyek yang dijalankan memiliki tujuan yang fokus dan jelas, menciptakan jadwal dan perencanaan yang disepakati bersama dan realistis, adanya kontrol kualitas, manajemen risiko, proses yang runtut serta belajar dari kesuksesan dan kegagalan yang terjadi. Pelaksanaan manajemen proyek dapat dilakukan dengan pembentukan Project management office (PMO). PMO adalah suatu tim kecil yang didedikasikan untuk berkoordinasi dengan pemimpin di dalam organisasi untuk melaksanakan inisiatif sesuai dengan jadwal dan target yang telah ditentukan. PMO dibentuk untuk menjadi jembatan antara formulasi proyek dan eksekusi proyek. Terdapat tiga perspektif indikator kinerja PMO yaitu mutu, waktu, dan biaya. Terdapat 5 fase utama pengelolaan PMO yaitu;

  1. Penilaian dan prioritisasi
  2. Membangun PMO
  3. Mengelola PMO
  4. Dekomisi unit pengelola berikutnya
  5. Membentuk unit pengelola berikutnya

Selanjutnya, Mario memaparkan bagaimana cara melakukan manajemen proyek dengan pendekatan business excellence. Manajemen proyek merupakan terjemahan atau turunan dari manajemen strategi yang melingkupi visi dan tujuan dari suatu perusahaan. PMO bertugas untuk menjaga kesinambungan dari implementasi proyek dengan inisiatif strategis yang sudah dibuat. Integrasi manajemen proyek dalam kerangka kerja bisnis ekselen disebut dengan PRIME. Konsep utama dari PRIME yaitu;

  1. Integrasi dengan sasaran strategis untuk pertumbuhan dan keunggulan kompetitif
  2. Keberlanjutan dengan dokumentasi untuk manajemen perusahaan
  3. Efektivitas dan efisien melalui proses identifikasi, inisiasi, eksekusi, pengelolaan, dan closing

Dalam paparannya, Mario menjelaskan bagaimana berbagai komponen dari manajemen proyek digabungkan dengan kerangka kerja bisnis ekselen mulai dari proses inisiasi, eksekusi, monitoring & controlling, hingga closing dari suatu proyek.

Sesi diskusi berlangsung menarik dan komprehensif membahas berbagai kondisi di lapangan dan penerapan PRIME di industri farmasi.

  1. Apakah Project Manajemen Officer dilakukan oleh satu tim (berapa orang) dan apa kualifikasinya menjadi bagian PMO? Kegiatan ini apakah dilakukan saat membangun industri farmasi? Bagaimana caranya agar PMO dan bisnis bisa dilakukan?
    PMO dilakukan tergantung proyeknya seperti apa, berapa orang tergantung kebutuhan dari organisasi. Kualifikasi tergantung dari proyek dan tujuannya seperti apa. Saat di awal perencanaan pembangunan industri farmasi, akan meng hire konsultan untuk menyusun project management. PMO bisa dilakukan saat sudah berjalan. Profil organisasi harus tau apa dan mengenali tantangan dan tujuan dari organisasi.
  1. Kelayakan industri bahan baku obat mungkin jadi pertimbangan, apakah menguntungkan dibandingkan dengan impor langsung. Bagaimana solusi dari sisi manajemen proyek? Apakah pemilihan projek yang berpotensi mampu bersaing untuk dipilih seperti: herbal, vaksin, stem cell dan alat kesehatan di indonesia.
    Pertanyaan ini bisa dijawab dengan manajemen proyek yang holistik dimana bisa melihat dari berbagai sisi. Apakah feasible proyek tersebut dibangun dimana kita sudah mengidentifikasi tantangan yang akan dihadapi.
  1. Apabila timeline itu bergeser atau delay apa saja yang perlu dilakukan sehingga dapat terdokumentasi untuk pelaporan yang komprehensif?
    Perlu dilakukan pendetailan dokumentasi baik dari pihak internal sampai eksternal untuk justifikasi kondisi yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen proyek seperti timeline bergeser atau delay.
  1. Bagaimana menerapkan Project Management ini dalam membangun industri bahan baku obat, di lihat dari sisi regulatori ?
    Untuk membangun bahan baku obat sudah ada tahapan-tahapan dalam regulator dan alignment dengan user. Dengan pendekatan bisnis ekselen, dari awal sudah bisa diidentifikasi tahap-tahapan proyek dan keterkaitannya dengan regulasi. Dari sana PMO bisa melihat proses mana yang membutuhkan akselerasi dari regulator sehingga dapat dikomunikasikan ke pemerintah untuk mempercepat pengembangan.
  1. Saat ini sedang didorong pembangunan industri bahan baku obat kimia oleh pemerintah, apakah sudah ada contoh PMO yg sdh dilakukan oleh usaha terkait industri BBO tsb, apakah feasible atau jika ada kendala yg utama apa?
    PMO sudah banyak dilakukan di industri farmasi. Sesi ini diharapkan dapat memperkaya pelaksanaan PMO untuk dilakukan lebih holistik dan terencana dengan pendekatan bisnis ekselen. Pendekatan ini bisa melihat dari berbagai perspektif sehingga lebih komprehensif.

 

Seminar ini tidak berhenti disini.  Berikut agenda selanjutnya dalam industri farmasi yaitu; 

Situasi saat ini dan Career-Path Peneliti Farmasi: Perbandingan antara Indonesia dan Australia : 24 Februari 2022 pukul 14.00-16.00

Sampai bertemu kembali!

Reporter: dr. Nindya Widita A (PKMK)

 

COMMENTS