Kebijakan Siklotron PET-CT Di Indonesia: Belajar Dari Australia Dan Implikasinya Dalam Peningkatan Pelayanan Deteksi Dini Cancer di Indonesia.

SEMINAR NASIONAL

Kebijakan Siklotron PET-CT Di Indonesia:
Belajar Dari Australia Dan Implikasinya Dalam Peningkatan Pelayanan
Deteksi Dini Cancer di Indonesia.

 

Diselenggarakan oleh
Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada, Pusat Studi Industri Farmasi dan Teknologi Kesehatan UGM, & Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM

Rabu, 27 Desember 2023 
Auditorium University Centre (UC) UGM Bulaksumur Yogyakarta

(Hybrid)


A. LATAR BELAKANG

Kasus kanker di Indonesia saat ini cukup tinggi, dimana dilaporkan 396.314 kasus dengan 234.511 kematian pada tahun 2020. Pada tahun 2022, angka kejadian kanker mencapai 136 dari setiap 100.000 penduduk, atau tertinggi ke-8 di Asia Tenggara. Berkaitan dengan hal tersebut, ketersediaan fasilitas skrining kanker secara dini menjadi sangat penting bagi keberhasilan pencegahan dan pengobatan penyakit kanker. PET-CT merupakan metode diagnostik yang mampu mendeteksi proses biokimia dan ekspresi beberapa protein. PET-CT memberikan informasi diagnostik pada tingkat molekuler, jauh lebih awal sebelum gejala anatomi terlihat. Karenanya PET-CT menjadi alat yang sangat penting untuk diagnosis dini kanker. Sebanyak 95% pasien kanker akan tertangani dengan baik dan sembuh apabila dilakukan deteksi dini menggunakan PET-CT. Selain itu, deteksi awal PET-CT dapat mengurangi biaya penanganan cancer secara signifikan dengan mengurangi biaya penggunaan obat-obat kemoterapi dan penanganan medis yang cukup mahal, yang dibutuhkan jika perkembangan cancer sudah terlanjur masuk pada fase lanjut.

Sementara itu, ketersediaan PET-CT di Indonesia saat ini masih sangat terbatas. Sebagai gambaran, hanya terdapat 5 PET-CT dengan 2 siklotron (mesin penghasil radioisotop untuk PET-CT) yang berlokasi di Jakarta untuk melayani seluruh penduduk Indonesia. Sangat kurangnya ketersediaan PET-CT ini tidak mendukung upaya peningkatan pelayanan cancer di Indonesia. Disamping itu adanya regulasi mengenai penggunaan siklotron yang hanya dapat untuk satu RS menyebabkan penggunaan siklotron yang tidak efisien, dan mengakibatkan harga pelayanan PET-CT menjadi sangat mahal. Saat ini semakin banyak warga Indonesia yang  mencari layanan diagnostik PET-CT di negara-negara tetangga. Karenanya, ketersediaan siklotron PET-CT di Indonesia saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan yang mendesak.

Untuk menerapkan teknologi dan pengembangan aplikasi siklotron PET-CT di Indonesia  dibutuhkan suatu ekosistem pendukung yang baik dan kuat.  Diantaranya adalah: governance yang jelas dengan sistem regulasi yang tepat, industri peralatan dan jaringan rumah sakit pengguna, sistem produksi dan distribusi produk cyclotron, sistem quality control, SDM dengan kompetensi dan kualifikasi yang sesuai, hingga dukungan sumber pendanaan dan investasi awal. Dalam hal ini, Australia adalah salah satu negara yang sukses mengembangkan pelayanan deteksi dini cancer menggunakan siklotron PET-CT, dan mampu menekan biaya penggunaanya sehingga PET-CT dapat masuk dalam sistem asuransi kesehatan.  Sebagai perbandingan, biaya pemeriksaan dengan PET-CT di Australia saat ini adalah sekitar 1/3 dari biaya pemeriksaan PET-CT di Indonesia.

Dalam rangka mempelajari penerapan sukses PET-CT dan siklotron di Australia, Pusat Studi Industri Farmasi dan Teknologi Kesehatan Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Cyclotek Australia pada bulan November 2023  mengadakan kunjungan dan workshop di Australia mengenai siklotron PET-CT dan prospek pengembangannya di Indonesia. Dalam kegiatan tersebut selain mengunjungi pusat-pusat layanan PET-CT, juga dilakukan pertemuan dan diskusi dengan Kementrian Kesehatan Australia, TGA (Therapeutic Goods Administration,   lembaga dalam Departemen Kesehatan Australia yang bertanggung jawab atas evaluasi, akses dan monitor produk yang digunakan dalam terapi), dan ARPANSA (Radiation Protection and Nuclear Safety Agency, suatu badan pengawas pemanfaatan zat radioaktif Australia).  Laporan mengenai kegiatan tersebut dapat diklik di website:

https://industri-obat-alkes.net/reportase-webinar-cyclotron-dan-pet-ct/

 Sebagai tindak lanjut dari kegiatan diatas, seminar nasional ini dimaksudkan untuk menginformasikan dan membahas bersama pihak-pihak yang berkaitan mengenai prospek pemanfaatan siklotron PET-CT di Indonesia.

B. TUJUAN

Tujuan penyelenggaraan Seminar Nasional Penggunaan Sikotron PET-CT di Indonesia ini adalah memberikan informasi dan mendiskusikan topik-topik penting berkaitan dengan peningkatan pelayanan deteksi dini cancer menggunakan sikltron PET-CT,  yaitu:

  1. Perkembangan dan governance (termasuk sistem regulasi) pemanfaat PET-CT.
  2. Teknologi dan sistem operasional yang digunakan, termasuk logistik.
  3. Sistem pelatihan SDM dan sertifikasi untuk pengelola siklotron PET-CT.
  4. Financial dan investasinya melalui jalur pemerintah dan komersial, dan hubungannya dengan sistem asuransi kesehatan.

C. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang ditargetkan diperoleh dari kegiatan Seminar ini adalah :

  1. Rekomendasi pengembangan sistem rujukan di Indonesia
  2. Rekomendasi sebagai bahan untuk rencana operasional multi-years pengembangan pelayanan deteksi dini cancer
  3. Masukan untuk pemerintah Indonesia dalam kerangka pengembangan PET-CT di Indonesia.
  4. Masukan untuk pelaku usaha di Indonesia, dan sistem pendanaan investasi
D. PEMBICARA DAN PEMBAHAS
  1. Azhar Jaya, MARS (Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI) (dalam konfirmasi)
  2. Rita Endang, Apt., M.Kes. (Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif – BPOM)
  3. Sugeng Sumbarjo (Kepala BAPETEN RI)
  4. Hendra Budiawan , Sp.KN- TM., Sub. Sp. Onk (Dokter Ahli Madya Sub Bagian Kedokteran Nuklir-Teranostik MolekulerK) – Perhimpunan Kedokteran Nuklir – Teranostik Molekuler – PKNTMI)
  5. Dr. Ika Puspitasari, M.Si., Apt. (Wakil Direktur Rumas Sakit Akademik UGM).- (dalam konfirmasi)
  6. Ing. Kusnanto, M.Eng (dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM) bersama Dr. Destanul Aulia (MMTB Medan)
  7. Hilda Ismail, M.Si, Apt. (Kepala Pusatu Studi Industri Farmasi dan Teknologi Kesehatan) bersama Vemy Primastuti S.Si., Apt. (Inspektur CPOB BPOM RI)
  8. Hanif Afkari, Sp.KN-TM (Dokter Ahli Madya Sub Bagian Kedokteran Nuklir-Teranostik Molekuler RSUP Dr. Sardjito) bersama Apt. Aditya Wisnusaputra, S.Farm. (Unit Kedokteran Nuklir-Teranostik RSUP Dr. Sardjito)

SUSUNAN ACARA

NO

KEGIATAN

 

1

REGISTRASI

2

PEMBUKAAN

Video

 

3

Pengantar Seminar:

Video

  • Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. (Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Ketahanan  Industri Obat dan Alat Kesehatan)

Materi


Video

  • Dr. Hans Wijaya (Cyclotek Australia)

Materi


Video

4

REHAT KOPI

5

Sessi 1 : Siklotron PET – CT dan penggunaanya

Pembicara 1:

Dr. Ing. Kusnanto, M.Eng.  (Dosen Fakultas Teknik Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM)

Materi

Pembicara 2:

Dr. Destanul Aulia, S.K.M.,M.B.A. (Medan Medical Tourism Board /MMTB)

Materi

Pembahas 1:

Drg. Yuli Astuti, M.Kes (Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan RI)

Materi

Pembahas 2 :

Dr. Hendra Budiawan, Sp.KN (Perhimpunan Kedokteran Nuklir – Teranostik Molekuler Indonesia (PKNTMI)

Materi

DISKUSI

6

Sessi 2 : Regulasi Dalam Penggunaan Siklotron PET-CT dan Radiofarmaka 

Pembicara:

Dr. Hilda Ismail, M.Si., Apt. (Kepala Pusat Studi Industri Farmasi dan Teknologi Kesehatan)  bersama Vemy Primastuti S.Si., Apt. (Inspektur CPOB BPOM RI)

Materi

Pembahas 1:

Bayu Wibisono, S,Si., Apt., M.A.B (Direktur Pengawasan Produksi Obat NPP, BPOM) 

 

Pembahas 2:

Ir. Zainal Arifin, MT. (Deputi Perizinan dan Inspeksi BAPETEN RI)

Materi

Pembahas 3:

Roy Himawan, S. Farm., M.K.M., Apt. (Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan RI)

 

DISKUSI

 

7

ISTIRAHAT DAN MAKAN SIANG

8

Sessi 3 : Penyiapan Fasilitas dan SDM pada Pelayanan  Siklotron PET-CT

Pembicara:

Dr. Hanif Afkari, Sp.KN-TM  (Dokter Ahli Madya Sub Bagian Kedokteran Nuklir-Teranostik Molekuler RSUP Dr. Sardjito)  bersama Apt. Aditya Wisnusaputra, S.Farm. (Unit Radiologi RSUP Dr. Sardjito)

Materi

Pembahas 1:

apt. Holis Abdul Holik, Ph.D., M.Si (Dosen Farmasi Nuklir, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran)

 

Pembahas 2:

Prof. Dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.

Materi

DISKUSI

9

WRAP UP HASIL DISKUSI

10

PENUTUP


REPORTASE

REKAMAN KEGIATAN