Situasi saat ini dan Jenjang Karir (Career-Path) Peneliti Farmasi: Perbandingan antara Indonesia dan Australia

Forum Kebijakan Industri Farmasi menyelenggarakan Webinar

 Situasi saat ini dan Jenjang Karir (Career-Path) Peneliti Farmasi:

Perbandingan antara Indonesia dan Australia

Kamis, 24 Februari 2022  |  Pukul 14.00-16.00 WIB

Kerangka Acuan Kegiatan - Materi & VideoReportase

 

Pengantar

Dalam transformasi sektor kesehatan, isu ketahanan farmasi dan alat kesehatan merupakan salah satu pilar yang menopang. Saat ini sedang dilaksanakan secara massif pengembangan produk obat dalam negeri dengan meningkatkan produk – produk yang mempunyai TKDN tinggi. Di samping itu, terdapat berbagai pengembangan produk baru farmasi yang membutuhkan kerjasama dengan negara lain ataupun industri farmasi asing.

Salah satu hal penting dalam transformasi ini adalah posisi dan peran peneliti farmasi di berbagai lembaga seperti di perusahaan, universitas, dan lembaga peneliti swasta.  Kesediaan cukup dalam jumlah dan mutu peneliti di bidang farmasi/obat merupakan fondasi dasar pengembangan ketahanan industri farmasi. Sebagai gambaran, dalam formula TKDN, penelitian di dalam negeri mempunyai porsi 30%, yang cukup besar untuk mempengaruhi hasil akhir.

Secara historis, para peneliti farmasi di Indonesia masih belum mempunyai riwayat yang baik. Ada berbagai keluhan, termasuk belum adanya pendapatan standar, belum adanya career-path, sampai ke sistem kontrak dengan industri farmasi yang belum jelas. Di universitas, peneliti-peneliti dosen belum mempunyai pendapatan yang cukup untuk dapat berkonsentrasi dalam penelitiannya. Sementara itu belum ada peneliti full-timer yang beban mengajarnya kecil di perguruan tinggi.

Dalam konteks ini diperlukan usaha untuk mengembangkan standar peneliti industri farmasi, sampai ke standar pendapatan dan jenjang karir yang jelas. Diperlukan suatu pengembangan sistematis lintas disiplin dan lintas sektor untuk pengembangan ini. Salah satu yang menarik adalah bagaimana pengembangan peneliti di sektor farmasi dapat dibandingkan dengan di negara maju. Perbandingan ini dapat dilakukan dalam konteks hubungan peneliti dengan industri yang mempunyai kemungkinan memberikan pendapatan tinggi bagi para peneliti, apabila hasilnya terpakai di masyarakat secara luas.

Tujuan Diskusi

  • Membahas situasi peneliti obat di Indonesia saat ini melalui penelitian awal;
  • Membahas perbandingan dengan situasi peneliti industri farmasi di Australia;
  • Membahas kemungkinan program pengembangan peneliti obat secara sistematis.

Narasumber

Pengantar dan Moderator

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. (Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan (Resiliency) Industri Obat dan Alat Kesehatan

Pembicara

  1. Prof. Dr. Dra. Erna Kristin, M.Si., Apt.
    Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada
  2. Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, Ph.D
    Peneliti Lipotek Pty Ltd dan Australian National University

Pembahas

  1. Apt. Drs. Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc.
    PT. DELTOMED LABORATORIES
  2. dr. Bachti Alisjahbana, Sp.PD-KPTI, Ph.D.
    Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)

Sasaran Peserta

  1. Pelaku industri farmasi
  2. Regulator industri farmasi
  3. Peneliti dan konsultan kebijakan industri farmasi
  4. Analis kebijakan di perguruan tinggi dan lembaga swasta
  5. Mahasiswa pascasarjana.
  6. Pihak pihak lain yang berminat.

Susunan Acara

Waktu Topik Pembicara
14.00-14.05 Pembukaan MC
14.05-14.10

 

Pengantar Webinar & Moderator Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.

(Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan)

 VIDEO       MATERI

14.10-14.30

 

Pilihan Karir Peneliti Industri Farmasi di Indonesia Prof. Dr. Dra. Erna Kristin, M.Si., Apt.

(Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada)

 VIDEO        MATERI

14.30-14.50

 

Jenjang Karir Peneliti Industri Farmasi di Australia Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, Ph.D

Peneliti Lipotek Pty Ltd dan Australian National University 

 VIDEO        MATERI

14.50-15.10

 

Pembahasan 1.     Apt. Drs. Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc.
         Praktisi Industri Farmasi 
 VIDEO         MATERI

2.     dr. Bachti Alisjahbana, Sp.PD-KPTI, Ph.D.
         Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)

 VIDEO        MATERI

15.10-15.45 Sesi Diskusi Moderator :

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.

(Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan)

 VIDEO

15.45-15.55

 

Rangkuman Webinar Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.

(Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan)

MATERI

15.55-16.00 Penutupan dan Foto Bersama MC

 

Tempat dan Waktu Pelaksanaan 

Hari, tanggal              : Kamis, 24 Februari 2022
Pukul                          : 14.00 – 16.00 WIB
Lokasi                         : tempat masing – masing

Pendaftaran & Link Zoom Meeting
https://bit.ly/careerpathPenelitiFarmasi

Live Streaming

https://bit.ly/streamingPKMK

Referensi

 

Narahubung
Nindya (081328228865)

 

Pada Kamis, 24 Februari 2022 Forum Kebijakan Industri Farmasi bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Webinar Situasi saat ini dan Jenjang Karir (Career-Path) Peneliti Farmasi : Perbandingan antara Indonesia dan Australia. Webinar ini menghadirkan Prof. Dr. Dra. Erna Kristin, M.Si., Apt. (Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada) dan Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, Ph.D (Peneliti Lipotek Pty Ltd dan Australian National University). sebagai narasumber dan Apt. Drs. Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc. (PT. Deltomed Laboratories) dan dr. Bachti Alisjahbana, Sp.PD-KPTI, Ph.D. (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)) sebagai pembahas.

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. (Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan (Resiliency) Industri Obat dan Alat Kesehatan) dalam sesi pengantarnya mengangkat isu transformasi sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu pilar transformasi sistem kesehatan nasional. Transformasi SDM ini melingkupi berbagai profesi di bidang kesehatan salah satunya adalah peneliti. Kapasitas peneliti-peneliti di bidang farmasi dan alat kesehatan yang baik nantinya juga akan berpengaruh terhadap pilar transformasi ketahanan kesehatan dalam sektor farmasi dan alat kesehatan. Pengembangan produk-produk farmasi membutuhkan peneliti-peneliti yang handal. Saat ini peneliti farmasi dapat bekerja di perusahaan, universitas, dan lembaga penelitian pemerintah dan swasta. Sesuai kondisi pengamatan saat ini, peneliti di Indonesia masih belum memiliki pendapatan standar serta career path yang jelas.

Menjawab permasalahan yang muncul dalam dunia peneliti farmasi, Prof. Erna memaparkan pilihan karir peneliti di industri farmasi Indonesia. Peneliti farmasi di Indonesia dapat bekerja baik di sektor pemerintahan sebagai ASN maupun di lembaga/perusahan swasta. Jenjang karir peneliti ASN akan menyesuaikan sesuai golongan ASN tersebut diikuti dengan tunjangan profesi sebagai dosen serta insentif setelah meneliti. Peneliti di industri farmasi biasanya pendapatannya akan tergantung ketentuan masing-masing perusahaan/lembaga. Prof. Erna juga memaparkan hasil survei terhadap peneliti industri farmasi dilakukan untuk menggambarkan landscape peneliti di industri farmasi. Hasil survei menunjukkan hasil yang menarik. Responden sebagian besar bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi dan juga di perusahaan. Hasil seimbang didapatkan antara peneliti yang full-timer dan part-timer. Project management pengembangan obat dipilih sebagian besar responden sebagai keahlian dalam penelitian industri farmasi. Pendapatan perbulan yang didapatkan sebagian besar responden berada di rentang 5-10 juta.

Bagaimana dengan career path yang ada di Australia? Dr. Ines menyatakan bahwa Mayoritas staf akademik di beberapa universitas Australia bekerja dalam skema casual, dalam bentuk kontrak proyek, atau posisi tetap. Dengan peningkatan tren casualisation di Australia, insekuritas peneliti terjadi yang meningkatkan restriksi jenjang karir. Tingginya tingkat jam kerja yang tidak dibayar karena penelitian adalah salah satu bagian dari hidup mereka. Peneliti di industri farmasi memiliki jobdesk serta skill yang berbeda dengan di lingkungan akademia. Peneliti tidak hanya membutuhkan hard skills dan soft skills namun juga traits yang mendukung seperti kreativitas, persisten, dan ethical. Jenjang karir juga tidak harus linear mulai dari undergraduate, PhD, dan postdoc. Namun untuk menempuh tingkat selanjutnya, para pelajar undergraduate bisa bekerja di sektor non-akademik.

Sebagai pembahas Dr. Victor Ringoringo mengemukakan kondisi peneliti di industri farmasi indonesia yang saat ini kearah formulasi. Inovasi dalam industri farmasi berperan penting dalam research and development pada formulasi obat. Ketika inovasi berhenti, maka proses bisnis juga akan berhenti. Saat ini diperlukan perubahan paradigma penelitian dari formulation based menjadi research based. Dimana transformasi ini membutuhkan pemimpin yang visioner, long term project, komitmen yang kuat dari manajemen, kesesuaian alokasi dana, serta perubahan dengan orientasi market global. Perlu adanya kolaborasi di industri farmasi dengan mitra potensial agar terjadi transfer teknologi, menurunkan risiko finansial, saling berbagi risiko, profit dan juga memperpendek timeline yang dibutuhkan.

Dr. Bachti Alisyahbana dalam sesi pembahasan mengemukakan berbagai tantangan yang terjadi pada peneliti Indonesia. Peneliti yang berprofesi sebagai dosen, memiliki beban pendidikan yang besar sehingga waktu terbatas untuk melakukan penelitian. Insentifnya pun tidak terlalu besar karena sesuai dengan SBU. Saat ini, posisi Post-doc masih jarang ditemukan di Indonesia. Berbagai permasalahan ini harapannya dapat mendorong perubahan ekosistem penelitian di indonesia melalui kebijakan institusi yang mendukung, insentif yang memadai, serta universitas mengakomodasi postdoc dan peneliti lepas.

Sesi tanya jawab dan diskusi berlangsung sangat menarik. Saat ini masih belum ada database yang berisi informasi sebaran peneliti farmasi di Indonesia. Keberadaan database peneliti ini bisa mempermudah untuk potensi kolaborasi antar pihak. Linked-in serta riwayat publikasi seorang peneliti dapat memperlihatkan keahlian dan rekam jejak peneliti tersebut. Komunikasi antar peneliti harapannya dapat diwadahi melalui annual meeting untuk membahas berbagai isu dan menjawab permasalahan yang ada di industri farmasi dengan pendekatan lintas disiplin. Isu pendanaan suatu proyek juga sangat penting terhadap karir peneliti. Saat ini banyak proyek yang dilakukan dalam bentuk one-year term dimana bisa memunculkan ketidakpastian terkait budgeting. Perlu adanya multiyears project funding maupun berbagai skema pendanaan seperti penelitian dasar, penelitian terkait pengembangan obat, untuk menjamin kelangsungan proyek tersebut.

Diskusi ditutup oleh Prof. Laksono. Intisari penutupan dan langkah lebih lanjut dapat  KLIK DISINI

Reporter: dr. Nindya Widita A (PKMK)

COMMENTS